SOKOGURU - Menjelang Hari Raya Idul Adha, umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, termasuk melaksanakan puasa sunnah.
Dua puasa yang kerap menjadi pembahasan adalah puasa Tarwiyah dan Arafah. Keduanya sama-sama dilaksanakan sebelum Lebaran Idul Adha.
Atau tepatnya pelaksanaan puasa Tarwiyah dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah, sementara puasa Arafah dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah atau sehari sebelum Idul Adha.
Meski sama-sama puasa sunnah, mungkin masih banyak yang belum mengetahui perbedaan di antara keduanya, baik dari waktu pelaksanaan, keutamaan, maupun hukumnya.
Di tahun 2025 ini, puasa Tarwiyah diperkirakan jatuh pada Rabu, 5 Juni dan puasa Arafah dilaksanakan pada Kamis, 5 Juni berdasarkan kalender Hijriah 1446 H.
Perbedaan Puasa Arafah dan Tarwiyah
Puasa Arafah dan Tarwiyah adalah dua ibadah sunnah yang sangat ditekankan untuk dilaksanakan di bulan Dzulhijjah, terutama menjelang Hari Raya Idul Adha.
Meski dikerjakan dalam waktu berdekatan, terdapat sejumlah perbedaan yang perlu diketahui umat Islam, mulai dari waktu melaksanakan, bacaan niat, keutamaan, hingga status hukumnya.
1. Waktu Pelaksanaan Puasa Arafah dan Tarwiyah
Puasa Tarwiyah dan Arafah masing-masing dilakukan pada hari yang berbeda, yaitu pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah. Keduanya memang hanya dilakukan satu hari, tetapi pelaksanaannya berurutan.
Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, sementara puasa Arafah jatuh pada 9 Dzulhijjah, yakni sehari sebelum Lebaran Idul Adha.
Berdasarkan keputusan Kementerian Agama, Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1446 H jatuh pada hari Jumat, 6 Juni 2025. Dengan demikian puasa Tarwiyah akan dilaksanakan pada Rabu, 4 Juni dan puasa Arafah pada Kamis, 5 Juni 2025.
Bacaan Niat Puasa
Seperti puasa sunnah lainnya, puasa Tarwiyah maupun Arafah harus diawali dengan niat di dalam hati. Berikut adalah lafal niat untuk puasa masing-masing dalam bahasa latin:
- Niat Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah)
"Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta‘ālā."
Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah SWT.”
- Niat Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)
"Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta’âlâ."
Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”
3. Status Hukum Puasa Keduanya
Baik puasa Tarwiyah maupun Arafah memiliki status hukum sunnah, yang berarti tidak wajib namun sangat dianjurkan untuk dikerjakan.
Namun, dari segi keutamaannya, puasa Arafah memiliki nilai yang lebih tinggi karena ada hadis sahih yang secara spesifik menyebutkan keutamaannya.
Ibadah puasa ini umumnya dilakukan oleh mereka yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji.
Meski demikian, beberapa ulama memperbolehkan jemaah haji untuk tetap berpuasa jika tidak memberatkan fisik mereka, terutama saat melaksanakan wukuf di Arafah.
4. Keutamaan dan Pahalanya
Puasa Arafah lebih dikenal luas, tetapi puasa Tarwiyah juga memiliki keutamaan tersendiri. Dalam sebuah hadis, disebutkan bahwa puasa Tarwiyah dapat menghapus dosa selama satu tahun.
Sementara itu, puasa Arafah memiliki keutamaan yang jauh lebih besar, yaitu mampu menghapus dosa selama dua tahun, baik dosa-dosa setahun yang lalu maupun setahun yang akan datang.
Sebuah hadis menjelaskan: yang artinya, “Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun." (HR Abusy Syekh Al-Ishfahani dan Ibnun Najjar).
Keutamaan puasa Arafah ini diperkuat oleh hadis sahih riwayat Imam Muslim, menjadikannya salah satu ibadah sunnah yang paling utama bagi mereka yang tidak sedang berhaji.(*)